Hidup tak ayalnya
bagaikan berjalan ditepi lereng-lereng kemunafikan
Sesekali akan tertimbun
longsoran kebohongan yang membawa kita ke jurang para pecundang
Pandanglah hidup dari
bawah, dari tempat para kaum pengemis meminta-minta, memunguti butir-butir
beras sekedar untuk mempertahankan hidupnya hari ini
Tapi sesekali cobalah
pandang hidup dari atas, dari tempat para kaum berdasi menyimpan segelintir
senyum memuakkan yang menyengsarakan
Lihatlah, betapa tidak
adilnya kehidupan ini
Dan entah apa,
orang-orang terus berbondong-bondong mendaki bukit kehidupan dengan semangat
dan harapan dapat bertahan hidup
Padahal mungkin, matilah
jawaban terbaik dari segala kemunafikan dan kebohongan ini
Namun semua terjawab,
karena dosa
Dan genangan-genangan
dosa, membuat manusia lebih betah mengarungi lautan kehidupan dari pada mati
dengan kekosongan
Tak peduli meskipun
lautan telah tercemari limbah kemunafikan
Bagi mereka, menyingkir
dari tanggungan dosa adalah jalan terbaik
Meskipun akhirnya, jalan
itu akan menabung beberapa simpanan dosa lagi
Yang tercipta dari segala
kebohongan, kemunafikan, dan kesombongan kita sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar